
DISKOMINFO, Makale – Penyakit hepatitis akut misterius sedang marak diperbincangkan. Tanggal 5 April 2022 Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Inggris Raya pada anak usia 11 bulan – 5 tahun. Seiring bertambahnya kasus di berbagai negara seperti Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Perancis, Romania dan Belgia, maka WHO menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kewaspadaan Kementerian Kesehatan Indonesia
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor: HK.02/02/C/2515/2022 mengenai kewaspadaan terhadap temuan kasus hepatitis akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan para pemangku kebijakan.
Gejala Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah satu dari sekian banyak ancaman kesehatan utama di dunia. Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 5 jenis virus hepatitis: A, B, C, D, dan E. Infeksi yang akan mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan mudah, melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.
Pada umumnya kondisi hepatitis digolongkan menjadi 2 jika berdasarkan rentang waktu, yaitu hepatitis akut jika berlangsung kurang dari 6 bulan, dan hepatitis kronis jika berlangsung lebih dari 6 bulan.
Gejala umum yang terjadi berupa demam, mual, muntah, diare berat, mata dan kulit berwarna kekuningan, nyeri pada perut, kehilangan nafsu makan serta urin berwarna gelap seperti teh
Kondisi yang sedang berlangsung di beberapa negara di dunia dua bulan terakhir, tidak didapatkan adanya varian virus Hepatitis A sampai E pada pasien yang mengalami gejala dan peningkatan enzim hepatitis. Hal ini menimbulkan pertanyaan sekaligus kekhawatiran terlebih pada praktisi kesehatan.
Upaya Pencegahan
Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah tetap tenang dan waspada. Masyarakat harus mendapat informasi dari sumber yang valid dan terpercaya agar kepanikan dapat dicegah.
Seperti halnya penyakit infeksi pada umumnya, infeksi hepatitis misterius ini juga dapat dicegah dengan tetap mempraktikkan perilaku hidup sehat dimana pun dan kapan pun serta memiliki bekal ilmu kesehatan dasar.
Mekanisme penularan penyakit hepatitis melalui saluran cerna sehingga perlu meningkatkan perilaku hidup sehat seperti rutin cuci tangan dengan air mengalir, memastikan makanan bersih dan matang, tidak bergantian alat makan dengan orang/anak lain, menghindari kontak dengan orang sakit serta menggunakan masker dengan baik dan benar.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah menerbitkan rekomendasi terbaru terkait kasus hepatitis akut misterius ini. Ini merupakan langkah awal terkait ketersediaan informasi yang patut diapresiasi.
Langkah Antisipasi Pemerintah Daerah (Kabupaten Tana Toraja)
Pemerintah Tana Toraja menghimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan ketersediaan informasi yang valid di tengah derasnya arus informasi saat ini. Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung, S.E mengatakan pemerintah daerah akan melakukan antisipasi dengan cara memberikan edukasi tentang penyakit hepatitis baik gejala maupun pencegahan penularannya. Beliau juga menyampaikan apabila diperlukan nantinya maka akan dibentuk satgas pencegahan dan penanganan hepatitis akut misterius ini.
Beliau berharap semoga pandemi COVID-19 memberikan pelajaran karena seiring berkembangnya zaman, penyakit juga menjadi sulit diprediksi. Mobilitas yang tinggi mengakibatkan transmisi penyakit menjadi lebih cepat dibanding masa dulu.
Semoga Tana Toraja terhindar dari kondisi hepatitis akut misterius ini. (edr/ikp)